Tugu Peringatan Nasional yang satu ini merupakan salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda.
Tugu ini diarsiteki oleh R.M. Soedarsono dan Friedrich Silaban (arsitek Mesjid Istiqlal), dengan konsultan Ir. Rooseno. Resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Monas mengalami lima kali pergantian nama, yang pertama yaitu Lapangan Gambir karena dulu merupakan daerah Pasar Gambir.
Lalu ganti nama lagi menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas.
Disekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga.
Pada hari-hari libur, seperti hari Minggu atau hari libur sekolah, banyak masyarakat yang berkunjung kesini.
Dalam masa kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, malah semakin banyak orang datang kesini.
Monas adalah Indonesia, Indonesia adalah negara bermacam kultur, ras dan agama – Negara Kesatuan, dan monas juga melambangkan “Bhinneka Tunggal Ika” atau “Unity in Diversity“.
Di dalam bangunan Monumen Nasional ini juga terdapat museum dan aula untuk bermeditasi.
Selain itu di Kompleks Taman Monas juga terdapat diorama tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Tempat itu bisa dilihat di bawah tanah dekat monumen ini, tepatnya dekat dengan patung Pangeran Diponegoro.
Para pengunjung dapat naik hingga keatas
dengan menggunakan elevator. Hingga saat ini sejak pagi hari apalagi di
tiap akhir Minggu, antrian naik ke tugu Monas kian ramai.
Lidah api atau obor diatas tugu monas ini sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang ingin mencapai kemerdekaan.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan
yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5
ton dan dilapisi emas 38 kg.
Dan 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia.
Teuku Markam pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia bahkan se- Asia Tenggara.
Teuku Markam turunan Uleebalang. Lahir
tahun 1925 menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta
Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu.
Teuku Markam bergabung dengan Tentara
Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara
bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin
dan lain-lain.
Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran.
Bahkan ia ikut mendamaikan bentrokan antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis.
Dan masih banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas di catat dalam sejarah Indonesia.
Sosok Wanita di Api Obor Monas
“Apa yang ada diatas tugu Monas? Gambar apa yang terlihat dari lidah api di atas monas itu?”
“Apa yang ada diatas tugu Monas? Gambar apa yang terlihat dari lidah api di atas monas itu?”
Sosok perempuan sedang duduk simpuh
dengan gerai rambutnya yang panjang. Rambut atasnya disimpul seperti
sanggul kecil. Duduk menghadap langsung ke Istana Negara.”
Patung lidah api terbalut emas itu menggambarkan seorang perempuan. Ternyata bukan gambar abstrak lidah api semata.
Terlihat dari sisi sebelah kiri Monas di Jalan Medan Merdeka Barat sebelah utara, dekat dengan Istana Presiden.
Patung bersosok perempuan itu sengaja
dibuat dengan sebaik-baiknya agar orang yang melihatnya tidak
mengetahuinya secara langsung, begitu hebatnya Bung Karno sebagai
penggagas dan juga sang arsitek yang membuatnya.
Presiden Soekarno juga sudah mengetahui
sosok patung “tak terlihat” ini. Sosok perempuan itu sangat akurat
mengarah ke istana Presiden.
Jadi, disaat kita berada di halaman Istana Presiden, patung tersebut paling mudah untuk dikenali.
Sedangkan dari sisi lainnya akan susah
untuk dikenali, apalagi jika anda ada di daerah Medan Merdeka Selatan,
takkan terlihat – karena Anda hanya melihat punggungnya.
Apa tujuan pembuatan lidah api sebagai
simbol semangat yang membara dengan sosok perempuan tersebut? Tiada
orang yang tahu persis.
Beberapa orang hanya beranggapan bahwa sosok itu dibuat karena Presiden Soekarno sangat menghormati perempuan.
Atau mungkin juga sang arsitek sengaja
membuatnya agar setiap Presiden Indonesia bisa melihat sang “Ratu” atau
“Puteri” atau “Dewi” ini ke arah nyala obor diatas monas.
Perancang
relief ini mungkin juga bermaksud agar sang wanita layaknya
menyemangati pekerjaan berat yang sedang diemban sang Presiden.
Agar presiden tetap terpacu, tidak
melunturkan tekadnya, tak mudah menyerah dan semangatnya tetap menyala
untuk memakmurkan rakyatnya dan membangun negeri yang besar ini.
Atau bisa jadi juga bermaksud agar setiap
Presiden Indonesia merasa akan diawasi oleh sang sosok wanita itu
sebagai layaknya Ibu kita, Ibu Negeri, “Ibu Pertiwi”.
Apapun alasannya tapi masalah misteri api obor ini masih merupakan suatu misteri.
Hingga kini, banyak kontroversi mengenai
siapa sosok itu. Sosok perempuan misterius ini tidak mungkin dibuat
“tanpa nama” alias asal berwujud saja.
Apapun kontroversi dan konspirasi tentang
masalah ini, namun yang jelas relief sosok perempuan yang terwujud di
api obor bagian atas Monas yang berlapis emas tersebut bukanlah isapan
jempol..!
Untuk bapak-bapak kita atau orang tua yang berusia 60 tahun keatas, sebagian besar juga pernah mendengar mitos ini.
Namun jangan tak percaya, karena anda juga dapat melihatnya dengan mata kepala sendiri.
Jangan lupa jika sedang berada disekitar
Istana Negara, pandanglah ke arah monas pada relief kobaran api
obornya, terlihat khan? ^_^
Pandangan terbaik untuk melihat sosok wanita ini adalah jika anda berada dibagian utara tugu ini.
Dan hebatnya, jika anda melihatnya secara
jarak dekat – misal memakai teropong, relief sosok wanita tersebut
justru menjadi semakin tidak jelas dan semakin tak terlihat bahkan
lenyap. Hanya terlihat relief api obor?!
Relief tersebut tak terlihat karena sosok
tersebut hanya dapat dilihat dari kejauhan, karena jika dari jarak
dekat, yang terlihat hanyalah relief ukiran api obor yang berbentuk
abstrak.
Sudut pengelihatan terbaik adalah jika
anda berdiri segaris lurus antara tugu Monas dan Istana Presiden yang
berada di jalan Merdeka Utara.
Begitu misteriusnya sosok wanita ini
bahkan hingga konspirasinya sampai ke arah dunia mistis. Karena bisa
jadi sosok itu adalah sosok relief dari Ratu Pantai Selatan, sang
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul….
Believe it or not?
Silahkan pergi ke Monas dan lihatlah
dengan mata dan kepala anda sendiri. Terlihatkah oleh Anda, bahwa relief
api obor tersebut seperti sosok patung seorang wanita sedang duduk
simpuh diatas Monas…???
Are you believe it? Just prove it … :)
Ini adalah
artikel pertama di dunia maya sejagad raya internet. Juga tidak ada
terbitannya dalam bahasa asing selain bahasa Indonesia. Artikel ini
dibuat berdasarkan cerita orang-orang tua pada zamannya. Banyak yang
membuat copy atau salinannya dan memanipulasi atau memundurkan tanggal
artikel tersebut menjadi lebih awal dari artikel ini, kamipun bisa
demikian, bahkan kami dapat memundurkan artikel hingga ke tahun 1990-an,
namun tidak pernah kami lakukan terhadap semua artikel disini. Terima
kasih atas perhatiannya yang telah sudi mencantumkan sumber dan waktunya
untuk membaca artikel ini :)
*****
INFO:
Bukti sosok relif wanita tersebut hanya akan peroleh dalam pembuktian lapangan saja alias buktikan sendiri karena pada gambar artikel sosok tersebut tidak berwujud. Mengapa tidak berwujud? karena relif wanita hanya dapat terlihat pada jarak pandangan dari jauh, bukan pada jarak dekat (zoom).
Bukti sosok relif wanita tersebut hanya akan peroleh dalam pembuktian lapangan saja alias buktikan sendiri karena pada gambar artikel sosok tersebut tidak berwujud. Mengapa tidak berwujud? karena relif wanita hanya dapat terlihat pada jarak pandangan dari jauh, bukan pada jarak dekat (zoom).
Dan ini semua bukan klenik atau
sejenisnya. Ini adalah SENI arsitek, seni rancang dan seni pembentukan
serta seni pemahatan yang mungkin paling hebat di Indonesia.
*****
Lihatlah gambar dua wajah dibawah ini,
jangan di klik! Gambar sengaja dikecilkan agar terlihat “efek jauh”.
Tentukan dahulu mana wajah yang marah dan mana yang normal.
Setelah anda yakin seyakin-yakinnya
memilih wajah mana yang terlihat marah dan mana yang terlihat normal,
baru kemudian anda boleh meng-klik gambar agar lebih besar dan membuat
“efek dekat”.
Lihatlah gambar dibawah, mana yang bermuka
marah dan mana yang normal, gunakan waktu anda, yakinkan diri anda.
Sudah dipilih? Jika sudah yakin dengan pilihan anda, silahkan klik
gambar dibawah ini:
Sudah benarkah pilihan anda diawal tadi?
Pada saat gambar sudah diperbesar, anda
juga dapat menggunakan “efek jauh” dengan menjauhi dari layar monitor,
sekitar 5 meter atau lebih.
Jika ruangan untuk menjauhi gambar
tersebut kurang jaraknya, coba picingkan mata anda (seperti jika melihat
sinar yang terang sekali) agar dapat membantu efek jauh tersebut.
Nah, beginilah kira-kira efek patung obor
yang berada diatas tugu monas, saat dilihat dari dekat tak terlihat,
namun dilihat dari jauh baru akan terbentuk lebih jelas. ^_^
Posting Komentar